SENI, TERAPI UNTUK KESEIMBANGAN OTAK KITA


Dan biarkan saja orang berbicara tentang diriku,karena Aku adalah Aku dan tetap Aku

Keseimbangan hidup memerlukan saluran. Terapi seni merupakan salah satu saluran tersebut.Gangguan bipolar merupakan gangguan otak yang ditandai dengan perubahan mood (perasaan), pikiran, energi, dan perilaku.Pada prinsipnya, bipolar membutuhkan farmakoterapi dan nonfarmakoterapi. Farmakoterapi alias obat yang diberikan oleh psikiater.

Adapun nonfarmakoterapi dilakukan lewat psikoterapi dan psikoedukasi. Psikoterapi adalah pemberian aktivitas tertentu, sedangkan psikoedukasi meningkatkan kesadaran ( pasien ) untuk mengatasi gangguan penyakitnya dan menurunkan stigma.


 Ahli psikologi klinis Monty Prawiratirta Satiadarma dari Universitas Tarumanagara, Jakarta, menyebutkan," Menjaga keseimbangan hidup memerlukan saluran. Terapi seni merupakan salah satu saluran".
 Ia mengatakan, "Terapi seni merupakan bagian penting untuk pemeliharaan kesehatan, tetapi di Indonesia masih sedikit dijalankan".

Seni sebagai kegiatan untuk mengekspresikan diri atau pengalaman.
Seni rupa tiga dimensi lebih tepat diterapkan bagi mereka yang didiagnosis mengalami gangguan mental serta motorik. Seni rupa tiga dimensi seperti membuat patung dengan tanah liat atau adonan kertas (paper clay). 

Dalam diskusi Indonesian Street Art Database, akhir Juli, dua narasumber, Khairani Barokka dan Hana Alfikih, membicarakan terapi seni dan kaitannya dengan disabilitas.
 Sebagai advokat seni inklusif, Khairani memaparkan, terapi seni mengubah keadaan diri seseorang dari kurang baik menjadi lebih baik. ”Seperti seni grafiti (street art) untuk mencurahkan isi hati mampu menjadi kegiatan self healing (penyembuhan diri),” katanya.
 Khairani menyatakan, sangat sedikit pendidikan psikologi yang memasukkan terapi seni untuk orang-orang dengan disabilitas. Program pemerintah juga masih minim untuk pengembangan terapi seni.

Hana mengungkapkan, seni menjadi bagian penting sejak kecil, terutama ketika ia mengalami halusinasi yang menimbulkan berbagai gangguan, seperti keinginan untuk bunuh diri dan rasa takut terhadap halusinasinya. 
Keinginan bunuh diri pun dapat ia redam meski dengan menyakiti diri sendiri. Menyakiti diri sendiri itu belakangan diekspresikan Hana dengan menato beberapa bagian tubuhnya, terutama lengan kirinya.

Minimnya pengembangan terapi seni dapat dilihat dari agenda pemerintah yang tidak sensitif terhadap fungsi seni. Pemerintah lebih mengutamakan masalah kognitif dan persoalan religi.
Secara umum, seni mengutamakan unsur keindahan dan memiliki arah afektif atau mengasihi. Seni juga mendekatkan manusia dengan alam. Seni menjadi jembatan antara dunia luar dan dunia dalam (batin).
Pengabaian seni menimbulkan dehumanisasi, yaitu makin merendahkan martabat atau nilai kemanusiaan, juga denaturalisasi, yang tampak nyata dengan upaya penghancuran alam oleh manusia.

Jadi jangan berkecil hati untuk orangtua yang putra-putrinya tidak menonjol di bidang akademik,yang lebih banyak menggunakan otak kirinya. Seimbangkan dengan melukis,menyanyi,menari, ataupun berolah raga. Karena cerdas ga hanya di situ saja. Sekarang ada sembilan kecerdasan lho..!!!
Pokoknya Don't Worry be Happy lah..!!!

*Dari berbagai sumber

Baca Selengkapnya - SENI, TERAPI UNTUK KESEIMBANGAN OTAK KITA
Posted by: Mardhika Ika Sari Updated at: 23.55

KISAH


Usang pada secarik kisah
Dan ketika kau menitikkan airmata, masih peduli padanya...
Sedang dia tak lagi peduli padamu, namun kau masih menunggunya dengan setia

Tak segan kegelapan membisikimu
Sebarkan aroma penuh kebimbangan

Dia pergi bersama cintanya
Menuai tawa dan bahagia
Kau pun hanya mampu bergumam rangkaikan doa
ataukah kekecewaan....

Jika cinta tak berhasil memberinya suka...
bebaskan dirinya
Terbanglah kembali ke semesta rasa
Kau tetap menunggunya, dengan setia

Dan jika kau telah temukan cinta...
Suatu saat kau akan kehilangan dia
Namun jika cinta itu mati...
Kau tak perlu mati bersamanya
Baca Selengkapnya - KISAH
Posted by: Mardhika Ika Sari Updated at: 00.49